Minggu, 30 September 2012

5 Prestasi Jokowi

1. Solo: The Spirit of Java
Jokowi (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961), adalah walikota kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bakti 2005-2015. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu “Solo: The Spirit of Java”.
Sebagai tindak lanjut branding tersebut, lulusan UGM Fakultas Kehutanan ini mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya  berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008.
2. Renovasi Pasar di Tujuh Lokasi
Jokowi mampu memindahkan pedagang kaki lima di Solo tanpa harus menggusur mereka. Jokowi dengan cerdas mengatasi masalah dengan win-win solution. Ia pun berhasil mempromosikan pasar baru yang diragukan akan sepi tersebut di TV Lokal Solo selama berbulan-bulan.

Ketika tuntutan para pedagang ingin toko baru mereka gratis. Jokowi, meski DPRD menolak,  mengatasinya dengan memberi gratis, tapi para pedagang membayar biaya retribusi Rp. 2.600/hari di mana dalam waktu 8,5 tahun biaya Rp 9,8 milyar untuk relokasi akan kembali.

3. Mobil Esemka

Jokowi memiliki andil untuk mempopulerkan mobil Esemka karya anak negeri ke ranah nasional. Jokowi dengan gigih membantu pengembangan Mobil Esemka dengan menjadikannya sebagai Mobil Dinas AD 1 A di Solo. “Mobil Esemka bukan odong-odong, rancangannya telah dipikirkan baik-baik sejak lima tahun yang lalu,” kata Joko Widodo di Kantor Perum LKBN ANTARA di Jakarta, Sabtu (25/2). Ia bahkan menantang mobil produksi lain berharga sama untuk adu kualitas. Dengan harga Rp. 95 juta, Esemka dijejerkan dengan mobil merk lain.

4. Festival Musik Dunia
Berkat kepemimpinannya, tahun 2007 Surakarta telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Tahun berikutnya, FMD diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegara.

5. Tokoh 2008

Majalah Tempo memasukkannya sebagai salah satu dari 10 Tokoh 2008. Tak mudah untuk memilih 10 tokoh dari 472 kabupaten dan kota di seantero tanah air. Kesulitan datang ketika menetapkan kriteria. Namun, yang menjadi pertimbangan Tempo memilih Jokowi tercantum pada halaman situsnya tanggal 22 Desember 2008, “Sedikit Orang Baik di Republik yang Luas”. 
Apakah terpilihnya Jokowi-Ahok akan membuat Jakarta lebih baik? Setiap pemilihan Gubernur, Kepala Daerah, dan Presiden selalu mengundang harapan bagi masyarakat. Tak terlepas dari Jokowi-Ahok yang memiliki nama harum di daerah asalnya. Apakah prestasi-prestasinya dapat membawa ibukota Indonesia dan pusat segala kegiatan di tanah air ini menjadi daerah yang tidak banyak dikeluhkan para penduduknya, masyarakat Indonesia umumnya? Atau, apakah setiap tahun kita selalu diiming-iming dengan janji yang sama, cerita lalu yang sama? Let’s see. (**)



0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mengisi Buku Tamu :)