1. Sati
3. Foot Binding
Sati adalah tradisi bakar diri hidup-hidup yang dianggap sebagai lambang kesalehan sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan. Tradisi ini dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suaminya, daripada sang istri mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suaminya.
Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri, tetapi juga bagi istri simpanan, saudara ipar dan bahkan ibu, untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenazah laki-laki yang memiliki mereka. Pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan, sesuai dengan ajaran hindu.
2. Eunuchs
Eunuchs disebut juga kasim, seorang kasim adalah seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain. Hal ini telah dilakukan dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim yang berasal dari kota Lagash di Sumeria sejak abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan.
Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar.
3. Foot Binding
Foot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi pada zaman dahulu yang ada di China, yang dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan kaki perempuan. Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911). Tradisi mengikat kaki ini telah berlangsung selama sekitar seribu tahun dan sekitar satu milyar wanita China telah mengalami pengikatan kaki.
Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek.
Tradisi yang dilakukan ini telah mengakibatkan penderitaan yang besar bagi para perempuan China pada masa itu dan akhirnya tradisi ini dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911.
4. Seppuku
Tradisi Seppuku atau yang disebut juga dengan Harakiri adalah salah satu tradisi yang menjadi kebanggan masyarakat Jepang. Harakiri berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan. Tradisi yang dilakukan oleh para samurai ini sangat menyiksa karena harus menunggu kematian dengan kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya. Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai.
5. Tibetan Sky Burial
Tibet merupakan sebuah kawasan penara di Asia Tengah dan petempatan asli bagi orang Tibet. Dengan ketinggian purata sebanyak 4,900 meter (16,000 kaki), Tibet merupakan rantau yang tertinggi di Bumi dan sering bergelar “Bumbung Dunia.”
Bagi masyarakat Tibet yang beragama buddha, tanah tempat tinggal mereka terletak di atas gunung di mana tiada tanah lembut. Hampir kesemuanya diliputi batu atau salju/air batu. Oleh kerana tiada tanah perkuburan disebabkan keadaan geografi, mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung. Orang yang mati akan dipotong-potong serta dihancurkan mayatnya untuk memudahkan burung mempercepat proses ini.
6. Self Mummification
Self Mummification adalah tradisi pada rahib Buddha atau imam yang didakwa menyebabkan kematian dengan cara menjadikan mereka jadi mumi. Praktek ini dilaporkan terjadi hampir secara eksklusif di utara Jepang sekitar Prefektur Yamagata dan terdapat sekitar belasan sampai puluhan mummi yang telah ditemukan. Tradisi ini dilakukan tiga tahun oleh para imam dengan hanya makan diet khusus seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, juga lainnya, mereka juga mulai meminum teh racun yang dibuat dari getah pohon.
Akhirnya, pada mummifying biarawan akan mengunci dirinya dalam kubur batu yang ukurannya hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana dia tidak akan bergerak dari posisinya.
0 komentar:
Posting Komentar